KPU dan IMM Bengkulu Suksesi Pilkada 2020 No Golput, No Hoax

Bengkulu, wordpers.id – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Bengkulu bersama Dewan Pimpinan Daerah Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (DPD IMM) provinsi Bengkulu menggelar Pilkada Talks, dalam kegiatan yang dilaksanakan di Hotel Putri Gading ini mengangkat tema “Kontribusi Milenial dalam suksesi Pilkada Tahun 2020; No Golput, No Hoax”. Jum’at (30/10/2020).

Acara Pilkada Talks diikuti oleh kader IMM Bengkulu yang di pandu oleh Jaka Dernata, S.Kom dan menghadirkan Narasumber Darlinsyah, M.Si Komisioner KPU provinsi Bengkulu, Dr. Susiyanto, M.Si wakil Rektor III UMB dan Kasrul Pardede sekretaris umum DPD IMM provinsi Bengkulu.

“Kontribusi Milenial dalam kontestasi harus ada sebab pemuda adalah penentu generasi dimasa datang. Kita harus ikut bergembira, karena golput itu apatis apalagi bagi kaum Milenial khusus Mahasiswa sebagai kaum intelektual,” kata Iqbal Hafsari ketua DPD IMM provinsi Bengkulu dalam sambutannya

Selain itu, Kasrul Pardede mengatakan, IMM mempunyai peran penting dalam suksesi Pilkada baik di Bengkulu maupun daerah lainnya.

“Peran IMM itu mengkampanyekan dan mengajak masyarakat “ayo kita mencoblos” sebagai pelaku suksesi Pilkada, sebagai agen sosial kita harus menyadari bahwa pilkada itu penting dalam menentukan pembangunan kedepan,” Sampai Kasrul

“Kita juga menghimbau kepada seluruh kader IMM Bengkulu agar cerdas dalam memberi informasi publik. Jangan sampai kita meng-share berita yang belum tahu kejelasan validitas datanya, dan mari kita sama-sama mensukseskan Pilkada jangan golput dan jangan hoax,” Ucap Kasrul

Tak hanya itu Komisioner KPU provinsi Bengkulu, Darlinsyah, M.Si menyampaikan, Bagi penyebar hoax itu bisa di pidana baik pidana pemilu maupun pidana umum kemudian akan ditangani oleh kepolisian, apalagi kampanye hitam ini bisa mengganggu pemilih pemula.

BACA JUGA:  Perihal Pelanggaran Gusril Belum Tuntas, Ancaman Diskualifikasi Terus Berlanjut

“Jadi sampaikan visi-misi calon kepada masyarakat dengan jelas, beri edukasi dan informasi demokrasi yang bagus jangan sampai menyampaikan hal-hal yang bisa merusak tatanan demokrasi. jadi hal ini adalah tanggung jawab kita bersama untuk memberi pendidikan kepada masyarakat,” Jelas Darlinsyah

Selanjutnya, Dr. Susiyanto, M.Si mengatakan, dari hasil risetnya tahun 2009, 2014, 2019. kelompok pemilih itu dibagi menjadi dua yakni pemilih pemula dan pemilih pemuda.

“Dari hasil riset ini menunjukan bahwa 2,5 persen adalah pemilih pemula, dan mereka tidak akan terpengaruh oleh kata-kata “pilih aku” namun mereka terpengaruh dengan isu yang berhubungan setiap hari seperti fasilitas umum, pelayan publik dan kebutuhan sehari-hari,” Jelasnya

“Untuk pemilih pemuda ini sudah mempunyai karakteristik, mereka lebih mengutamakan suara kelompok bukan individu seperti komunitas, organisasi daerah dan semacamnya,” Tambah Dr. Susiyanto, M.Si

Lebih lanjut, Peran akademisi strategis sekali karena pernyataan yang disampaikan tidak semata-mata opini, namun pernyataan akademisi berdasarkan riset.

“Peran akademisi sangat bagus apalagi jika dilibatkan kedalam tim-tim sukses, jadi ketika pasca pilgub dan pilbup saat menyusun program kerja sesuai data real riset bukan berdasarkan keinginan semata,” Tuturnya.

Pewarta : Anasril

Posting Terkait

Jangan Lewatkan